Jepang Tetap Buka Beasiswa 2012, Berminat ?
JAKARTA, KOMPAS.com - Program beasiswa pendidikan di perguruan tinggi di Jepang untuk tahun 2012 tetap diberikan melalui Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia. Lewat program beasiswa Pemerintah Jepang (Monbukagakusho), mahasiswa Indonesia bisa melanjutkan pendidikan di universitas di Jepang sebagai mahasiswa peneliti atau research student.
Mahasiswa yang menjalani research student diperbolehkan melamar ke program degree (master/doktor, professional graduate course) atau meneruskan program doktor setelah menyelesaikan program master atau professional graduate course, apabila lulus seleksi tes ujian yang diberikan oleh universitas yang bersangkutan
Pelamar yang diperbolehkan mengikuti program ini lahir pada dan setelah 2 April 1977. IPK dari universitas tempat belajar terakhir minimal 3,0> Nilai TOEFL minimum 550 atau ekuivalen.
Formulir pendaftaran dapat diambil secara gratis di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta serta Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dan Medan. Formulir juga dapat diunduh di http://www.id.emb-japan.go.jp. Dokumen lamaran dikembalikan sebelum 11 Mei 2011.
Berdasarkan keterangan resmi dari Kantor Informasi dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, meskipun bencana gempa besar di wilayah timur Jepang terjadi baru-baru ini, namun tidak berpengaruh pada kegiatan pendidikan. Universitas-universitas Jepang tetap menyelenggarakan kegiatan perkuliahan dan penelitian seperti biasanya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cacing Di Otak Manusia
Post : 7 Juli 2011 By : Cizuka
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cacing Di Otak Manusia
Post : 7 Juli 2011 By : Cizuka

Setelah diperiksa ternyata wanita tersebut telah didiagnosis menderita epilepsi sejak Desember 2010. Akan tetapi, setelah tes darah, dokter mendeteksi wanita itu terinfeksi pathogens (mikroba). Pemeriksaan CT juga menunjukkan titik yang tidak diketahui terdapat di otaknya. Sekitar enam bulan kemudian, karena kejang-kejang tidak terkendali, pasien itu menjalani operasi.
Saat operasi, tim dokter menemukan granuloma, tipe khusus peradangan, di otak pasien. Dokter menduga itu penyebab epilepsi yang diderita pasien. Akan tetapi, tim dokter kemudian juga menemukan cacing parasit sepanjang 23 centimeter yang diduga sebagai penyebab granuloma dan epilepsi. Para ahli mengatakan cacing parasit kemungkinan masuk ke otak setelah pasien memakan makanan yang mengandung telur cacing tersebut. Namun, asal cacing itu hingga kini belum diketahui.
sumber : http://www.harianberita.com